Kerupuk Mahayabang, Sentuhan Tangan Mahasiswa dari Kampung Kecil di Astambul
Kabar Kampus

Kerupuk Mahayabang, Sentuhan Tangan Mahasiswa dari Kampung Kecil di Astambul 

peristiwa.info – Akhir-akhir ini sedang hangat dibicarakan mengenai kerupuk Mahayabang dari Desa Pingaranilir, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Kabarnya, tak sedikit orang dari jauh yang sengaja datang mencari alamat produsen makanan ringan tersebut. Termasuk dari kalangan pejabat pemerintahan.

Dilansir dari banjarmasinpost.co.id, ternyata di balik ketenaran kerupuk Mahayabang, ada peran ‘tangan dingin’ seorang mahasiswa yang bernama Mahrani Ahmad, pemuda kelahiran Pingaran 16 Maret 1996 warga Desa Pingaranilir RT 01 RW 01, Kecamatan Astambul.

Pingaranilir merupakan salah satu desa kecil di Kabupaten Banjar, yang jaraknya hanya sekitar lima kilometer dari Martapura atau bisa ditempuh sekitar sepuluh menit dengan berkendara roda dua.

Di tangan Mahrani lah, kerupuk yang berbahan dasar tepung gandum dari desa kecil di Astambul tersebut mampu menyeruak ke pentas lokal Kalsel dalam penganan ringan.

“Produksi dilakukan setiap dua hari sekali, karena tahap penjemuran kerupuk masih dilakukan dengan cara manual jadi kerupuk hanya bisa matang dalam waktu maksimal dua hari. Cuaca pun sangat berpengaruh, kadang jika hujan untuk tahap pengeringan kerupuk ini menjadi tidak maksimal,” ujar Mahrani saat ditanya mengenai tahap produksi kerupuk.

Mahayabang sendiri dalam bahasa Banjar dapat berarti ‘kada karuan’ atau ‘tidak memiliki arah dan tujuan’ dalam bahasa Indonesia. “Kenapa ulun terpikir untuk mengaplikasikan nama Mahayabang ini ke dalam produk makanan, karena saat kita merasakan nikmatnya kerupuk ini, selalu ingin makan dan makan lagi sehingga tidak terasa akan habis,” ujarnya.

Berawal dari keikut sertaan Mahrani dalam Seleksi Kewirasahaan Pemuda Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019, Ia akhirnya berhasil mendapat bantuan dari pemerintah untuk menjalankan wirausaha ini. Terhitung hingga sekarang, kerupuk ini berhasil dikirim ke Kota Banjarmasin, Kotabaru, Batulicin sampai ke luar pulau seperti Yogyakarta dan Surabaya.

Mahrani berharap semoga usaha kerupuk Mahayabang ini bisa semakin maju dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Juga agar bisa memotivasi kawan-kawan mahasiswa ataupun masyarakat untuk mulai berwirausaha. “Dimulai dari keinginan dan niat kita serta keuletan kita dalam berwirausaha,” tutupnya.

Peliput: Ahmad Sayuti

Related posts

1 Comment

  1. Subrata

    Senang sekali melihat mahasiswa berkarya di sektor ekonomi. Jadi ingat keripik pedas Mak Icih-nya Bandung, yang juga dikelola mahasiswa kreatif, sangat laris dan sangat mendongkrak “kantong ekonomi” mahasiswa tersebut. Semoga ada banyak mahasiswa/i yang produktif di bidang ekonomi kreatif ini agar bisa menciptakan lapangan-lapangan kerja baru selepas kuliah.

Leave a Reply

Required fields are marked *