Klarifikasi Ketua BEM ULM Terkait Transparansi Anggaran
Kabar Kampus

Klarifikasi Ketua BEM ULM Terkait Transparansi Anggaran 

peristiwa.online – Aksi unjuk rasa di depan sekretariat BEM Universitas Lambung Mangkurat pada Sabtu, 24 Agustus 2019 dalam upaya menuntut kebenaran yang dilakukan oleh para anggota UKM-U, dihadapi oleh pihak terkait secara langsung. Berikut klarifikasi dan penjelasan kronologi dari Ketua BEM ULM atas apa yang terjadi :

“Pertama, saya sangat mengapresiasi dari kawan-kawan UKM atas keinginannya mencari kebenaran. Terkait kejadian ini, sebelumnya pihak DPM ULM sudah memberi fasilitas untuk melakukan pertemuan pada hari Jumat, 23 Agustus 2019 di Sekretariat IKA ULM. Namun hanya ada dua UKM yang hadir. Di tempat yang sama, sudah saya klarifikasi langsung dengan DPM.

Mungkin yang terdengar di telinga kawan-kawan ialah adanya penyalahgunaan keuangan dari kawan-kawan UKM, itu juga yang saya dengar. Tapi perlu kita ketahui bersama, bahwa BEM tidak pernah ada keinginan dan niat untuk melakukan hal itu.

Berkaca dari tahun kemarin, kebetulan saya adalah Kadep Dalam Kampus Kabinet Berdedikasi dan segala urusan UKM adalah tanggung jawab saya. Tahun kemarin di setiap kegiatan kampus seperti PKKMB, DIES NATALIS dan lain lain, setiap UKM yang melakukan pertunjukan selalu mendapatkan bantuan operasional dari pihak rektorat dan paling lambat diserahkan H-7. Lalu saya akan dipanggil selaku perwakilan BEM, untuk menerima agar segera memberikannya kepada UKM dan ada tanda terima yang diberikan oleh pihak rektorat untuk ditandatangani oleh semua UKM yang menerima.

Kemudian di tahun ini, kagetnya saya adalah sudah mendekati hari PKKMB tidak ada pemberitahuan dari pihak rektorat untuk memberikan bantuan dana operasional. Sehingga, H-3 PKKMB saya mencoba menemui Ibu Lisna sebagai Kepala Bagian Kemahasiswaan untuk mempertanyakan bagaimana tentang bantuan dana.

Setelah itu saya diminta oleh Ibu Lisna untuk menanyakan pada Pak Iskandar dan Pak Asrani. Pak Asrani menanyakan apakah tahun lalu ada dianggarkan, saya jawab ada. Kemudian Pak Asrani meminta saya untuk langsung menanyakan kepada Pak Iskandar di Bagian Keuangan Rektorat. Pak Iskandar membenarkan bahwa tahun sebelumnya ada dianggarkan, namun tahun ini sama sekali tidak dianggarkan bantuan dana untuk UKM. Karena anggaran untuk PKKMB sudah ditetapkan, maka tidak bisa ditambahkan lagi. Pukulan keras bagi saya pribadi sebagai perwakilan mahasiswa mengetahui hal tersebut.

Setelah itu disarankan oleh Pak Iskandar untuk mencoba menghubungi Ibu Lisna untuk menggerakkan dana kemahasiswaan. H-2 PKKMB, saya dan Ibu Lisna mencoba merumuskan berapa bantuan dana yang diperlukan UKM. Setelah didapatkan nominal yang dirasa cukup, pihak BEM diminta membuat proposal untuk perwakilan ormawa dan dikonsulkan dengan wakil rektor III. Akhirnya disepakati dengan jumlah Rp.7.100.000,00 untuk 18 ormawa ditambah 1 untuk memperkenalkan organisasi bidik misi yaitu IKMIBI.

Setelah itu saya diarahkan untuk langsung menemui Pak Iskandar. Karena waktu yang sudah mepet, saya bersama Pak Iskandar langsung ke bagian pengeluaran keuangan. Saat itu oleh bagian bendahara pengeluaran langsung diproses.
Setelah itu saya distribusikan kepada UKM-UKM. Tapi sebelumnya, saya diberikan tanggung jawab oleh bendahara pengeluaran untuk melaporkan pertanggungjawaban. Saya disini kaget, karena tahun lalu tidak diminta laporan hanya tanda terima dari pihak rektorat.

Dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk membuat laporan pertanggungjawaban lumayan lama, akhirnya kami sepakat bahwa laporan cukup berupa kwitansi beserta foto kawan-kawan yang menampilkan pertunjukan. Dan di atas kwitansi itu harus ditandatangani dan dibubuhi stempel oleh masing-masing ormawa.
Akhirnya saya berikan tawaran kepada kawan-kawan, setelah nanti pertunjukan bisa mengirimkan foto-foto dalam bentuk soft file agar segera terpenuhi hak dan kewajiban mereka.

Kemudian saat itu anggaran yang seharusnya diterima UKM, saya distribusikan setengahnya. Karena sesuai dengan standar di rektorat, biasanya setengah dulu diserahkan, setelah ada laporan pertanggungjawaban baru diserahkan sisanya. Hal ini juga sudah saya sampaikan ke wakil rektor III, beliau memang tidak menyarankan, ini keinginan dan inisiasi saya, tetapi beliau menyetujui kalau memang baiknya seperti itu.

Karena kwitansi belum saya dapatkan, saya membuat kertas hvs yang berisi nama UKM yang menerima dan harus ditandatangani dan distempel. Baru nanti setelah mereka menyelesaikan kewajibannya untuk mengirim foto, akan saya berikan sisanya disertai kwitansi.

Bantuan yang dibagikan terbagi menjadi dua nilai, Rp.300.000,00 untuk UKM yang misalnya hanya memerlukan pamflet untuk disebarkan, sedangkan Rp.500.000,00 untuk UKM yang memerlukan atribut untuk pertunjukan seperti beladiri. Saat membagikan uang tersebut saya didampingi rekan saya di BEM, IK.

Ini miskomnya kita adalah karena saat itu banyak kegiatan lain yang kita pikirkan dan perjuangkan sehingga fokus kita terbagi, untuk pembagiannya saja baru kita lakukan H-1 jadi sangat tergesa-gesa. Sehingga saya lupa untuk memberitahukan kepada setiap UKM padahal kepada wakil rektor III sudah diberitahu bahwa akan dibagi setengahnya dulu. Dan kejelasan ini niatnya akan diberitahukan pada hari Jumat yakni pada pertemuan yang difasilitasi DPM, tetapi yang berhadir hanya 2 UKM saja,” penjelasan dari Ketua BEM ULM, Taufik Hidayat.

 

Peliput : M. Iqbal

Simak berita sebelumnya : http://peristiwa.online/index.php/2019/08/25/menuntut-kebenaran-ukm-u-minta-transparansi-ketua-bem-ulm/

Related posts

Leave a Reply

Required fields are marked *