peristiwa.info – Konsumerisme telah memakan banyak tempat di kehidupan kita, Tak jarang kita sering membeli barang-barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari. Perilaku konsumtif dengan mengutamakan keinginan daripada yang kita inginkan membuat hidup tidak seimbang. gaya hidup minimalis dapat dimaknai sebagai lawan kata dari konsumerisme.
Sering kali kita membeli dan memakai barang secara berlebihan karena ingin menunjukannya pada orang atau sekedar ingin yang pertama memilikinya. Minimalis tidak terbatas di barang saja, ini bisa ke fashion, media sosial, penggunaan gadget, dan internet. Karena itu ada juga istilah digital minimalism.
Menurut Joshua Becker, penulis buku Becoming Minimalist, minimalism adalah memiliki hal-hal yang membuat kamu bahagia, dan menghilangkan apa yang tidak. Ini bisa dibilang seperti hidup sederhana. Kita hidup dengan hal-hal yang kita butuhkan, meskipun nggak banyak tapi berkualitas. Slogan yang terkenal banget dari konsep minimalis ini adalah less is more.
Hidup sederhana dengan mengurangi hal-hal konsumtif yang bisa memberikan banyak manfaat untuk kita. dari hidup lebih hemat, lebih mulai bersyukur pada yang kita miliki, lebih fokus pada hal-hal yang kita perintahkan, sehingga hidup menjadi lebih tenang dan tertata.
Penulis buku Goodbye Things (hidup minimalis ala orang Jepang), Fumio Sasaki mengatakan hidup minimalis adalah hidup di mana kita benar-benar mengetahui apa yang penting dalam hidup kita dan mempertahankannya. Sesuai namanya, Fumio Sasaki ataupun Kaum minimalis lainnya menginginkan sebuah hidup yang lebih Minimalis bukan berarti hidup pas-pasan atau kekurangan, justru gaya hidup minimalis berkorelasi kuat dengan kondisi keuangan yang tergolong baik, karena kita bisa bijak untuk mengontrol dan mengendalikan membeli barang-barang yang mungkin tidak berguna.
Berbagai cara dapat kita lakukan untuk menerapkan pola pikir hidup minimalis, Berikut cara yang bisa kamu coba
- Decluttering
Decluttering adalah upaya untuk menyingkirkan barang-barang yang tidak terpakai dirumah. Barang yang masih dapat dan sering digunakan bisa disimpan. Sedangkan barang yang sudah rusak dapat dibuang, barang yang masih layak pakai tapi nggak dibutuhkan lagi bisa dijual atau disumbangkan. Intinya kita memilih mana yang mau disimpan dan mana yang mau disingkirkan. - Merapikan rumah secara rutin
Untuk menjaga barang-barang tetap bersih, rapi, dan terawat, kamu harus merapikan rumah secara rutin. Ini juga bisa membantu kita memastikan kalau nggak ada penumpukan barang-barang yang nggak perlu. Kalau ada, kita bisa segera menguranginya. - Belanja sesuai kebutuhan
Minimalis beda sama pelit. Kita tetap bisa beli barang dan jasa apa saja sesuai kebutuhan dan memastikan kalau yang kita beli nggak akan berakhir sia-sia. Kadang, kita melihat barang yang packaging atau desainnya bagus dan tertarik untuk beli. Padahal, bisa jadi sebenarnya kita nggak butuh, kita nggak tahu fungsinya apa, dan kita nggak tahu itu akan dipakai atau tidak. Beli barang lucu boleh, tapi tetap perhatikan fungsionalnya juga, ya. - Utamakan kualitas daripada kuantitas
Agar barang bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama, maka kita harus membeli produk dengan kualitas yang baik. Jadi kita nggak perlu melakukan pembelian berulang karena kualitas yang kita beli kurang dan jadi lebih cepat rusak. - Kurangi ikatan emosi terhadap barang
Sebagian dari kita, kadang merasa punya ikatan emosi terhadap barang. Misalnya, boneka masa kecil, surat-surat lucu waktu kuliah dulu, dompet dari mantan, dan lainnya yang punya kenangan tersendiri. Ikatan emosi terhadap barang ini membuat kita jadi punya perasaan sayang untuk menyingkirkannya.
Padahal, barang tersebut jarang dilihat, nggak dipakai lagi, dibiarkan menumpuk di gudang, tapi sayang untuk dibuang. Coba kurangi perasaan ‘sayang untuk dibuang’ terhadap barang, kalau barang-barang itu sebenarnya nggak esensial lagi, lebih baik dibuang atau disumbangkan aja biar nggak memenuhi ruang. - Mengatur isi lemari pakaian
Setiap mau keluar rumah, sering banget bingung mau pakai baju yang mana, saking banyaknya pilihan. Akhirnya yang dipakai baju itu lagi baju itu lagi, yang lainnya nggak dipakai. Coba rapikan dan atur kembali lemari pakaianmu, pilih baju yang kira-kira nggak akan kamu pakai lagi lalu singkirkan untuk dijual atau disumbangkan. Lemari yang teratur dan nggak terlalu banyak tumpukan baju, bikin kita jadi lebih gampang buat memilih hari ini mau pakai baju apa. - Terapkan prinsip mengganti, bukan menambah
Beli barang baru tentu saja boleh, apalagi kalau memang penting dan butuh. Tapi jangan sampai berlebihan dan menyebabkan penumpukan. Biar nggak menumpuk, kamu bisa menerapkan prinsip ganti bukan menambah.
Peliput : Theresia Debora Sinaga
Related posts
Recent Comments
Don't Miss
Kolaborasi Pemuda Bakti Banua dan GenBI Kalsel Gelar Kegiatan Lingkungan Sehat Berkelanjutan
peristiwa.info – Minggu, 20 Oktober 2024 Pemuda Bakti Banua (PBB) bekerja sama dengan Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan bertajuk U-Action: “Unity…
Tiktok Kalahkan Google Sebagai Media Informasi, Ini Alasan Gen Z
Studi menyebutkan, Generasi Z atau yang biasa dikenal dengan sebutan Gen Z lebih memilih aplikasi TikTok daripada Google untuk mencari…
Doom Spending, Ancaman Gaya Hidup Konsumtif di Era Digital
Belakangan ini di era digital fenomena doom spending menjadi hal yang menarik untuk dibahas, hal ini dikarenakan doom spending kerap…
ChatGPT Berbayar, OpenAI Umumkan Tarif Rp333 Ribu per Bulan
Peristiwa.info- OpenAI, perusahaan yang mengembangkan ChatGPT akan mulai mengenakan biaya langganan sebesar Rp333 ribu per bulan. ChatGPT yang semakin populer…
Menelusuri Jejak Awal Mula Penetapan Hari Jadi Kota Banjarmasin
peristiwa.info – Kota Banjarmasin, kini merayakan usia ke-498, berakar dari perkampungan “Banjarmasih,” yang didirikan pada 24 September 1526. Tanggal ini…
Indonesia Akhiri Paralimpiade Paris 2024 di Posisi ke-50, China Teratas!
peristiwa.info – Kontingen Indonesia mengakhiri ajang Paralimpiade Paris 2024 di posisi ke-50 dengan membawa pulang satu medali emas, delapan medali…
Keluarga McCallister dalam Home Alone: Telaah Keuangan oleh The New York Times Mengungkap Status 1 Persen
peristiwa.info – The New York Times menghitung angka-angkanya untuk mencoba menjawab pertanyaan kuno: Seberapa kaya sebenarnya keluarga McCallisters? Sudah 33…
Peralihan Musim di Indonesia Memberikan Dampak Positif dan Negatif
peristiwa.info – Saat ini Indonesia memasuki masa pancaroba, pancaroba adalah masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan atau musim…
Merayakan Hari Raya Idul Adha, Waspada Kolesterol Menyerang
peristiwa.info – Makan daging sepertinya sudah menjadi hal yang wajib dalam perayaan Idul Adha, dengan banyak hidangan lezat dari olahan…
Anda Mengalami Hal Ini? Bisa Jadi Anda Mengalami Dehidrasi
peristiwa.info – Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kekurangan cairan atau jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari cairan yang masuk….
Ini 5 Makanan Pencegah Sesak Nafas dan Optimalkan Fungsi Paru-Paru
peristiwa.info – Menjaga asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari dapat membantu mengoptimalkan fungsi paru-paru agar lebih sehat. Terutama pada orang yang…
Oversleeping Tidak Baik Untuk Kesehatan? Berikut Penyebab dan Gejalanya
peristiwa.info – Rabu (21/6) Waktu yang tepat untuk tidur bervariasi dari orang ke orang. Namun, bagi orang dewasa, tidur lebih…