Waspada! Bahaya Badai Sitokin pada Pasien Covid-19
Sains dan Teknologi

Waspada! Bahaya Badai Sitokin pada Pasien Covid-19 

peristiwa.info- Badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita COVID-19. Kondisi ini perlu diwaspadai dan perlu segera ditangani secara intensif. Bila dibiarkan tanpa penanganan, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga kematian.

Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.
Namun, jika diproduksi secara berlebihan, sitokin justru dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Inilah yang disebut sebagai badai sitokin.

Penyebab Badai Sitokin
Para ilmuwan masih bekerja untuk memahami jaringan kompleks penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya badai sitokin. Para ahli menduga, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa jenis masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti sistem kekebalan itu sendiri.
“Biasanya, sitokin bekerja untuk membantu tubuh kita dalam jumlah sedang. Namun pada kondisi tertentu, di mana jumlahnya menjadi terlalu banyak, sistem kekebalan malah menyebabkan kerusakan pada tubuh pasien,” papar profesor di divisi penyakit menular di University of Cincinnati College of Medicine, Carl Fichtenbaum, dikutip dari detikHealth.

Gejala Badai Sitokin
Badai sitokin dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, terkadang berupa gejala ringan seperti flu namun gejalanya juga bisa parah dan mengancam jiwa.
Berikut Gejala Badai Sitokin :
• Demam dan menggigil
• Kelelahan
• Pembengkakan ekstremitas
• Mual dan muntah
• Nyeri otot dan persendian
• Sakit kepala
• Ruam
• Batuk
• Sesak napas
• Napas cepat
• Kejang
• Menggigil
• Kesulitan mengkoordinasikan gerakan
• Kebingungan dan halusinasi
• Kelesuan dan daya tanggap yang buruk
Tekanan darah yang sangat rendah dan peningkatan pembekuan darah juga bisa menjadi gejala kemunculan sindrom badai sitokin yang parah. Jantung mungkin tidak memompa sebaik biasanya. Akibatnya, badai sitokin dapat memengaruhi beberapa sistem organ sehingga berpotensi menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Dampak Badai Sitokin
Pengidap badai sitokin pada pasien COVID-19 dapat mengalami demam dan sesak napas yang berpotensi menyebabkan kompilasi pernapasan. Biasanya, kompilasi ini muncul dalam waktu 6-7 hari setelah terinfeksi COVID-19.

Penanganan Badai Sitokin
Penderita COVID-19 yang mengalami badai sitokin memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU). Beberapa langkah penanganan yang akan dilakukan dokter, meliputi:
• Pemantauan tanda-tanda vital, yang meliputi tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu tubuh, secara intensif
• Pemasangan mesin ventilator
• Pemberian cairan melalui infus
• Pemantauan kadar elektrolit
• Cuci darah (hemodialisis) jika diperlukan
• Manajemen terapi antibiotik dan terapi penunjang lainnya seperti pemberian terapi monoclonal antibodi atau obat penghambat aktiftas sitokin serta pemberian plasmapheresis.

Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penanganan yang tepat terhadap penderita COVID-19 yang mengalami badai sitokin. Pada penderita COVID-19, badai sitokin dapat menyebabkan kerusakan organ yang bisa mengancam nyawa. Agar terhindar dari kondisi serius ini, Anda disarankan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan kapan saja dan di mana saja.
Bila Anda atau anggota keluarga mengalami gejala COVID-19, seperti batuk, demam, pilek, lemas, sesak napas, anosmia, atau gangguan pencernaan, segera lakukan isolasi mandiri dan hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

Peliput : Muhammad Farid Wardana

Related posts

Leave a Reply

Required fields are marked *