Sastra dan Budaya

Natal Hampir Tiba, Ini 5 Tradisi Natal Unik di Indonesia yang Wajib Kamu Tahu! 

peristiwa.info – Menjelang hari raya Natal pada tanggal 25 Desember 2023, seluruh umat Kristen di dunia beramai-ramai menghidupkan tradisi khas Natal mereka. Salah satunya adalah Indonesia. Meskipun umat Kristen di Indonesia tergolong minoritas, tradisi perayaan Natal di negeri ini tak kalah meriah dibanding negara-negara lain yang mayoritas umat Kristen.

Dilansir dari kemenparekraf.go.id, ini dia 5 tradisi Natal khas yang telah beredar di beberapa bagian Nusantara:

1. Rabo-Rabo (Jakarta)

Di balik kehidupan Ibukota Indonesia yang melambangkan gaya hidup modern, Jakarta masih memiliki tradisi Natal yang terkenal unik dan telah dilestarikan sampai sekarang, tradisi ini dinamakan dengan Rabo-Rabo. Tradisi Rabo-Rabo bisa ditemukan di Kampung Tugu, Kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Kawasan ini awalnya disinggahi sekelompok pemeluk agama Kristen keturunan Portugis.

Dilakukan setiap menjelang Hari Natal, Rabo-Rabo diartikan sebagai “Ekor-Mengekor,” atau dalam bahasa Kreol Portugis adalah dilakukan dengan berkeliling area kampung dan mengunjungi rumah-rumah kerabat, sambil menyanyikan lagu keroncong.

Di puncak perayaan Rabo-Rabo akan dilakukan tradisi mandi-mandi, yaitu menggambar wajah satu sama lain dengan bedak putih. Menurut kepercayaan, kegiatan tersebut memiliki makna penebusan dosa dan pengampunan, serta untuk memulai dan menyambut Tahun Baru dalam keadaan bersih.

2. Wayang Wahyu (Yogyakarta)

Yogyakarta atau yang lebih dikenal sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga masih melestarikan tradisi Natal yang tidak kalah unik dan menarik diikuti. Berbeda dengan sebelumnya, tradisi Natal di Yogyakarta dimeriahkan dengan pentas kesenian Wayang Wahyu, secara khusus merupakan pertunjukan wayang kulit yang diangkat dari cerita-cerita di Alkitab.

Wayang Wahyu bukan hanya pentas kesenian wayang “biasa,” tapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan wahyu atau firman Tuhan. Menariknya lagi, tradisi Wayang Wahyu pun menjadi sarana untuk menunjukkan akulturasi budaya dan simbol toleransi keberagaman.

3. Ngejot dan Penjor (Bali)

Bali, secara luas bahkan ke tingkat mancanegara terkenal sebagai daerah dengan toleransi agama yang sangat tinggi, jadi jangan heran pengunjung akan menemukan tradisi keagamaan setiap agama di Bali. Termasuk salah satunya adalah tradisi Natal yang dikenal dengan tradisi Ngejot dan Penjor.

Singkatnya, Ngejot adalah tradisi Natal yang dilakukan dengan saling berbagi makanan. Uniknya, makanan yang disajikan disesuaikan dengan agama masing-masing setiap orang. Sementara itu, Penjor adalah tradisi memasang bambu-bambu tinggi melengkung yang merupakan bentuk syukur terhadap anugerah Tuhan.

4. Marbinda dan Marhobas (Sumatra Utara)

Masyarakat Batak Toba, Sumatra Utara juga punya tradisi perayaan Natal yang tidak akan kalah uniknya, yakni Marbinda dan Marhobas. Marbinda ialah tradisi menyembelih hewan menjelang Hari Raya Natal. Sedangkan, Marhobas ialah tradisi memasak hasil sembelih yang dilakukan oleh para pria. Makna dari tradisi Natal Marhobas dan Marbinda tidak sekadar lambang kebersamaan dan pengingat persaudaraan antara masyarakat saja. Tapi, sebagai wujud dari rasa syukur kepada Tuhan.

5. Kunci Taon (Sulawesi Utara)

Satu lagi tradisi Natal di Indonesia yang tidak kalah menarik dengan tradisi sebelumnya adalah Kunci Taon. Tradisi Natal yang banyak dijumpai di Kota Manado, Sulawesi Utara ini secara harfiah diartikan dengan “mengunci tahun.” Tradisi Natal di Manado ini resmi dimulai sejak memasuki bulan Desember.

Tradisi Natal Kunci Taon dimulai dengan serangkaian ibadah di gereja dan dilanjutkan dengan kegiatan ziarah ke makam kerabat. Uniknya, kebanyakan masyarakat Manado akan meletakkan lampu hias di atas makam saat berziarah. Namun, puncak perayaan Natal baru akan berlangsung pada Minggu pertama di bulan Januari. Tradisi Kunci Taon ditutup dengan pawai keliling menggunakan kostum-kostum unik. 

Peliput: Gabriella Christina Tambayong

Related posts

Leave a Reply

Required fields are marked *