Pinjol Menjerat Mahasiswa, Dosen FH ULM Menghimbau Mahasiswa Mencari Kegiatan Positif
Kabar Kampus

Pinjol Menjerat Mahasiswa, Dosen FH ULM Menghimbau Mahasiswa Mencari Kegiatan Positif 

peristiwa.info – Kasus pinjaman online (pinjol) kian merebak dengan perkembangan teknologi yang semakin maju sekarang semakin meresahkan segala pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Apalagi ditambahnya dengan fenomena kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan yang sesuai.

Tanpa ada kecuali, pinjol juga mulai banyak menjerat remaja-remaja terkhususnya kalangan mahasiswa. Tingkat biaya pendidikan serta kebutuhan pokok mahasiswa yang semakin meningkat, mengakibatkan mereka memilih pinjol sebagai jalan pintas guna memenuhi kebutuhan pribadi.

Salah satu mahasiswa FH ULM Fakhri Darma Syaputra ikut menanggapi kasus yang sedang ramai dibicarakan tersebut “Saya pribadi memiliki dua tanggapan terkait hal tersebut tergantung penggunaannya. Apabila uang yang mahasiswa pinjam itu hanya digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok di saat yang mendesak, tentu keberadaan pinjol yang legal akan menimbulkan dampak positif. Namun sangat disayangkan apabila mahasiswa tersebut menggunakan pinjol yang legal maupun ilegal untuk keperluan gaya hidup mewah dan hanya untuk gengsi semata, seperti beli tas dan sepatu mewah,” ucapnya.

Menanggapi kasus yang sedang marak di kalangan mahasiswa tersebut Prof. Dr. Anang Sophan Tornado, S.H., M.H., M.Kn. menghimbau mahasiswa untuk mencari kegiatan yang positif.

“Budaya flexing lifestyle anak muda yang menonjolkan penampilan jadi berlomba-lomba untuk bisa hype agar tidak kalah dari yang lain jadi memudahkan segala cara dengan pinjol, kembali lagi menurunkan tensi atau detox sosmed agar tidak selalu fomo mendekatkan diri yang bersifat fisik mulai dari berorganisasi dan lain-lain, menghabiskan waktu untuk hal yang lebih baik (merasa wajib untuk eksis) kembali lagi dengan kemampuan masing masing. Mencari kegiatan fisik yang positif tidak lepas dari maraknya promosi pinjol yang lumrah. Mementingkan gengsi, dan memfilter mana yang lebih baik oleh karena itu budaya flexing wajib dihindari berlomba-lomba untuk jadi lebih baik dari yang lain,” ujar beliau.

Peliput: Nazla Nabil Aurori

Related posts

Leave a Reply

Required fields are marked *