Isu Pendidikan Menjadi Salah Satu Pembahasan di Presidensi G20 Indonesia 2022, Berikut Ulasannya!

peristiwa.info – Tahun 2022 Indonesia secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) selama setahun penuh. Itu artinya, Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan perhelatan yang dimulai dari 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022 mendatang.

Sebelumnya serah terima presidensi dari Italia, selaku Presidensi G20 2021 kepada Indonesia telah dilakukan secara langsung pada 31 Oktober 2021 kemarin di Roma, Italia.

Mungkin beberapa dari kita masih sering bertanya-tanya apa itu G20. G20 (Group of Twenty) sendiri adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan satu kawasan ekonomi, Uni Eropa. Dengan mengunsung tema “Recover Together, Recover Stronger” atau Pulih Bersama, Presidensi G20 Indonesia 2022 mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Sebagai tuan rumah, tentu saja Indonesia berperan penting dalam menentukan agenda prioritas dan memimpin rangkaian pertemuan G20. Salah satu isu yang akan menjadi pembahasan G20 adalah isu pendidikan. Dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memimpin Kelompok Kerja Pendidikan G20 atau Education Working Group (EDWG).

Adapun empat isu utama pendidikan yang akan dibahas bersama negara anggota G20 sebagai berikut :
1. Kualitas Pendidikan untuk Semua (Universal Quality Education)
Wujud penegasan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi semua golongan dan sekaligus mendukung Sustainable Development Goal (SDG) 4 tahun 2030 tentang tujuan pendidikan global.

2. Teknologi Digital dalam Pendidikan (Digital Technologies in Education)
Dibuktikan denganterjadinya akselerasi yang luar biasa dalam pemanfaatan teknologi digital di dunia pendidikan selama masa pandemi Covid-19. Teknologi digital diharapkan bisa menjadi jawaban atas permasalahan akses, kualitas, dan keadilan sosial di bidang pendidikan.

3. Solidaritas dan Kemitraan (Solidarity and Partnership)
Melalui solidaritas dan kemitraan, menguatkan komitmen Indonesia untuk bekerja sama dengan negara lain dengan menjunjung tinggi budaya gotong royong bangsa Indonesia. Diharapkan, hubungan antarbangsa dapat hidup dalam bentuk konkret dengan semangat kesetaraan untuk mencapai solusi dalam konteks menata ulang masa depan.

4. Masa Depan Dunia Kerja Pasca Pandemi Covid-19 (The Future of Work Post Covid-19)
Prediksi mengenai kebutuhan di dunia kerja pasca pandemi Covid-19 mengalami perubahan.
Dunia pendidikan harus bisa menawarkan kurikulum baru yang adaptif dan mampu
melahirkan sumber daya manusia yang selaras dengan perkembangan dunia kerja pasca
pandemi Covid-19.

Semoga ke depannya isu pendidikan tersebut akan terus di kawal hingga melahirkan kesepakatan dalam menyikapi kondisi untuk recover teogether recover stronger.

Peliput : Rifki Fazriandi Abdillah & Qatrunnada Humairah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version