Cable Stayed Sei Alalak Bakal Rampung!

peristiwa.info – Jembatan lengkung (cable stayed) Sei Alalak akan segera menjadi ikon baru kebanggaan Kota Banjarmasin yang ditargetkan Kementerian PUPR akan rampung pada 15 Sepetember 2021 mendatang.

Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun. Jembatan Sei Alalak nantinya akan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Dana pembangunan jembatan tersebut menggunakan alokasi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kontrak tahun jamak 2018-2021 senilai Rp 272 miliar.

Kementerian PUPR melalui Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) pun sebelumnya telah melakukan proses uji beban sebagai bagian dari rangkaian sertifikasi layak operasi pada jembatan tersebut selama dua hari pada Senin dan Selasa, 30-31 Agustus 2021. Selain itu, juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa dan masa layanan hingga 100 tahun.

Pelaksanaan uji beban berlangsung secara ketat dengan diawasi KKJTJ secara langsung yang melibatkan sebanyak 32 truk dengan masing-masing beban seberat 24 ton.

Walikota Banjarmasin Ibnu Sina menargetkan, Jembatan Sei Alalak ini dapat menjadi destinasi wisata untuk wisatawan yang menggemari susur sungai dan karena adanya sistem melengkung yang menjadikan desain jembatan terlihat unik, walaupun sempat mengalami penundaan dikarenakan tingkat kesulitan dari jenis jembatan tersebut sehingga proses finishing terlambat.

“Pemanfaatan ruang terbuka di lahan sisi jembatan yang dapat dimanfaatkan menjadi ruang publik, sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan dari dalam dan luar Kalsel,” tambahnya.

Jembatan Sei Alalak dibangun dengan panjang keseluruhan 850 meter yang terbagi menjadi bagian jembatan utama dengan struktur cable stayed sepanjang 130 meter, jembatan pendekat dengan struktur pile slab sepanjang 295 meter dan oprit jembatan sepanjang 425 meter.

Cable stayed merupakan jembatan yang menggunakan kabel-kabel berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang menghubungkan gelagar dengan menara. Pembangunan jembatan dengan sistem cable stayed Sei Alalak memiliki tingkat kesulitan yang cukup kompleks, apalagi dengan struktur tanah di sekitar jembatan yang lembek.

Namun demikian, persoalan tersebut telah diantisipasi dengan menggunakan tiang pancang yang cukup panjang. Tiang pancang tersebut memiliki panjang 70 meter dan diameter 1,8 meter. Ini sebagai upaya untuk mengantisipasi struktur tanah di sekitar jembatan yang masih cukup lunak.

Peliput : Dewi Rostika Khairani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version